Jumat, 28 Mei 2010

Ilmu Medis Ganja dari Dunia Islam



Pemakaian ganja sebagai pengobatan menyebar ke Eropa dan bahkan ke Amerika Selatan dari negeri Arab. Bangsa Arab adalah yang memperkenalkan benua Eropa pertama kali dengan salah satu penemuan terpenting umat manusia, yaitu kertas (kebetulan bahan bakunya adalah serat batang ganja). Bangsa Arab juga menjadi perantara penyebaran ilmu-ilmu kuno dari zaman keemasan Yunani dan Romawi, salah satunya adalah ilmu medis atau pengobatan. Dalam hal ini bangsa Arab memiliki kumpulan pengetahuan khasiat pengobatan tanaman ganja yang terbanyak di seluruh dunia sebelum abad ke-20.

Berikut ini adalah daftar beberapa ahli pengobatan yang tercatat dalam literatur pernah menyebutkan mengenai khasiat obat dari ganja :

>>Ibn Masawayh (857 M) & Ishaq b. Sulayman (abad ke-10) - Minyak biji ganja untuk menyembuhkan sakit di telinga.

>>Ibn al-Baytar (1291) - Minyak biji ganja untuk menyembuhkan gas ('rih') pada telinga.

>>Al-Antaki (abad ke-16) - minyak biji ganja dapat membunuh cacing dalam telinga & mengeluarkan benda-benda asing dan kotoran.

>>Al-Dima (abad ke-9) - Ganja untuk obat cacing perut.

>>Al-Firuzabadi (abad ke-14 - 15) - Obat cacing kremi / habb al-qar'.

>>Sabur ibn Sahl (abad ke-9) - Menghilangkan rasa sakit kronis, sakit kepala, migrain, mencegah keguguran, gagal melahirkan, mengurangi sakit pada rahim, & menjaga bayi tetap pada abdomen ibunya (kitab "Al-Aqrabadhin Al-Saghir").

>>Ibn Wafid al-Lajmi (abad ke-11) - Biji ganja untuk menambah produksi air susu ibu & menyembuhkan sakit amenorrhea.



>>Avicenna/Ibnu Sinna (abad ke-10) - daun dan biji ganja u/ mengobati & mengeluarkan gas dari perut.

>>Al-Biruni (abad ke-12) - Menyembuhkan rasa sakit kronis.

>>Al-Masi (1877) - Daun ganja untuk mengeluarkan gas dari rahim, usus & lambung.

>>Al-Mayusi (1877) - Daun ganja untuk menghilangkan dahak dari perut.

>>Ibn Habal (1362) - Biji ganja untuk mengeluarkan cairan empedu dan dahak.

>>Ibn al-Baytar (1291) - Ganja untuk melancarkan buang air kecil.

>>Ishaq b. Sulayman (1986) - Ganja bisa menghangatkan badan.

>>Jabir ibn Hayyan (abad ke-8) - Ganja memiliki sifat psikoaktif (kitab al-Sumum).

>>Umar Ibn Yusuf ibn Rasul (abad ke-13) - Ganja sebagai obat sakit kepala.

>>Ibn al-Baytar (1291 AH) - Minyak biji ganja untuk mengurangi sakit syaraf.

>>Al-Qazwini (1849) - Jusa ganja ntuk mengurangi rasa sakit pada peradangan bola mata.

>>Tibbnama (1712) - Tumbukan batang dan daun ganja untuk mengobati wasir.

>>Al-Masi (abad ke-10) - Ganja untuk pengobatan epilepsi.

>>Al-Badri (1464) - Ganja untuk mengobati epilepsi.

>>Abu Mansur ibn Muwaffak (abad ke-10) - Ganja untuk mengobati sakit kepala (Kitab al-abniya 'an haqa'iq al-adwiya).

>>Avicenna (1294) - Jus dari daun ganja untuk obat panu di kulit.

>>Al-Razi - Jus daun ganja untuk merangsang pertumbuhan rambut.

>>Ibn Buklari (abad ke-11) - Jus daun ganja untuk menyembuhkan abses (tumor) di kepala.

>>Muhammad Riza Shirwani (abad ke-17) - Minyak biji ganja untuk mengoati tumor pada rahim.



Berbagai catatan dari ahli-ahli pengobatan Arab ini masih mencengangkan dunia medis modern. Mengherankan karena banyak di antara khasiat ganja yang disebutkan di atas bahkan belum dikonfirmasi atau dibuktikan oleh ilmu pengetahuan medis saat ini, namun sudah dibuktikan dan dipercaya kemanjurannya oleh ilmuwan-ilmuwan dari Arab.



Sumber:
Lozano, Indalecio. The Therapeutic Use of Cannabis sativa (L.) in Arabic Medicine. Journal of Cannabis Therapeutics Vol.1 No.1 (2001).

Download dokumen :
www.cannabis-med.org/jcant/Jcant1(1).pdf

Ratu Victoria Mengkonsumsi Ganja Untuk Sakit Datang Bulan



Ganja sebagai obat bukanlah hal yang baru di belahan dunia timur, namun tidak demikian di belahan dunia barat. Dr.O’Shaughnessy membawa dan mempopulerkan ganja sebagai obat dari India ke Inggris pada tahun 1840.

Tidak lama kemudian Dr. Sir Russel Reynolds, seorang dokter pribadi dari Ratu Victoria dengan yakin memberikan resep ekstrak ganja cair kepada sang Ratu. Sejak saat itu Ratu memakainya setiap bulan untuk menghilangkan sakit datang bulan. Sebelumnya Ratu Victoria menggunakan opium, kokain, anggur dan bahkan kloroform untuk menghilangkan rasa sakit datang bulan yang ia alami.



Kemudian Dr Reynolds membuat pernyataan dalam edisi perdana salah satu jurnal kedokteran tertua di Inggris, “The Lancet”, bahwa ganja “Bila dalam keadaan murni dan diberikan dengan hati-hati, adalah salah satu obat paling berharga yang kita miliki”.

Sumber:
http://www.ukcia.org/medical/menstrualcrampsmorningsicknessandlabourpain.php
http://www.drugtext.org/library/books/raterisks/3.4.htm
http://www.informaworld.com/smpp/content~db=all~content=a714006210

Asap Tembakau Lebih Berbahaya Dari Asap Ganja

ScienceDaily (Oct. 19, 2005) – Asap dari ganja ternyata tidak memiliki resiko karsinogen sebesar asap tembakau. Pada ulasan sebuah artikel yang diterbitkan hari ini di Jurnal of Harm reduction, Dr. Melamed dari Universitas Colorado, Colrado Springs, USA, menulis bahwa walaupun asap ganja dan asap tembakau punya komposisi senyawa kimia yang sangat mirip, bukti menunjukkan bahwa efek mereka sangat berbeda dan asap ganja jauh lebih sedikit berefek karsinogen daripada efek dari asap tembakau.



Efek farmakologis dari asap tembakau dan ganja berbeda dalam berbagai hal, sebagian besar karena asap tembakau mengandung nikotin sementara asap ganja mengandung tetrahydrocannabinol (THC). Efek yang memicu kanker ditingkatkan oleh nikotin, sementara efek yang sama ini dikurangi dan dihambat oleh THC.

Asap tembakau dan ganja mengandung senyawa karsinogenik yang sama – dan tergantung pada bagian mana dari tanaman yang dihisap, asap ganja bisa mengandung lebih banyak senyawa ini – namun, dimana nikotin mengaktifkan senyawa karsinogenik ini, THC telah terbukti menghambat mereka pada sel-sel tikus. THC cenderung lebih memiliki efek protektif (melindungi) terhadap senyawa-senyawa karsinogen yang terdapat pada asap terhadap manusia juga, namun asap ganja tetaplah memiliki resiko karsinogen.

Sementara nikotin dan THC dapat bekerja pada jalur seluler yang berhubungan, mereka terikat pada reseptor yang berbeda untuk mengaktifkan jalur ini. Sel-sel pada jalur pernafasan dan paru-paru dilapisi dengan reseptor nikotin, namun tidak tampak memiliki reseptor THC. Ini menjelaskan kenapa menghisap asap ganja tidak berhubungan dengan kanker paru-paru, penyebab utama kematian dari merokok tembakau.
Ganja juga telah ditunjukkan dapat membunuh sel-sel kanker dan menghambat pertumbuhan tumor, sebagian dengan mengurangi pembentukan pembuluh darah yang memberi makan tumor. Namun “efek dari cannabinoid adalah kompleks dan terkadang kontradiktif”, diperingatkan oleh penulisnya. Sebagai tambahan, ketika ganja sering dihisap dengan tembakau, efek dari kedua zat tersebut dapat berinteraksi dalam cara yang kompleks.



Ganja adalah obat-obatan dengan kategori kelas C di Amerika Serikat. Ganja telah dihubung-hubungkan dengan peningkatan resiko psikosis dan schizophrenia, pada sekelompok kecil dari individu yang memang rentan terhadapnya. Namun terdapat bukti-bukti yang terus bertambah bahwa ganja memiliki kegunaan medis yang penting dan bisa meningkatkan kondisi kehidupan dari pasien-pasien yang menderita berbagai macam jenis penyakit, termasuk multiple sclerosis, AIDS, Alzheimer dan Insomnia. Terlepas dari ini, pemerintah telah menunjukkan keengganan untuk melegalisasikan penggunaan ganja dalam kedokteran, dengan dasar bahwa resiko yang berkaitan dengan penggunaan ganja masih lebih besar daripada manfaatnya.

BioMed Central (2005, October 19). Cannabis Smoke Is Less Likely To Cause Cancer Than Tobacco Smoke. ScienceDaily. Retrieved May 28, 2010, from

http://www.sciencedaily.com/releases/2005/10/051019003339.htm

Kamis, 27 Mei 2010

Mengenal Tanaman Ganja

Selamat datang di Blog “Keajaiban Medis Ganja”…

Ganja sebagai tanaman yang paling terkenal sepanjang sejarah manusia, tidak bisa dipungkiri telah mengalami berbagai bentuk pemberitaan yang tidak obyektif dan cenderung negatif. Dari sudut pandang kesehatan manusia, tanaman Ganja (Cannabis sativa) adalah tanaman yang telah memiliki sejarah panjang dalam literatur-literatur medis purba dari berbagai kebudayaan dunia.



1. Kitab "Pen T'sao Ching" adalah kitab pengobatan herbal yang pertama di dunia. Dikumpulkan dari catatan-catatan Kaisar Shen Nung pada tahun 2900-2700-an S.M. (Sebelum Masehi), kitab ini menyebutkan bahwa Ganja memiliki khasiat menghilangkan sakit datang bulan, malaria, rematik, gangguan kehamilan, gangguan pencernaan, dan penyakit lupa.



2. Tablet (potongan-potongan batu) yang ditemukan di reruntuhan perpustakaan Ashurbanipal di Kouyunjik adalah kumpulan peninggalan ilmu pengetahuan dari peradaban di daerah subur Mesopotamia. Raja Ashurbanipal yang memerintah di kota Niniveh antara tahun 668 hingga 626 S.M. adalah simbol bagi kemajuan ilmu pengetahuan peradaban di Mesopotamia. Keping-keping batu yang dipahat dengan huruf paku (cuneiform) ini menyebutkan bahwa tanaman ganja memiliki manfaat sebagai : insektisida, perangsang seksual, menyembuhkan impotensi, neuralgia (penghilang rasa sakit saraf), tonik (penyegar), menyembuhkan penyakit ginjal, penyumbatan paru-paru, kejang, depresi, kecemasan, epilepsi, luka, dan memar pada kulit hingga menghilangkan sakit menstruasi.



3. Berbagai kitab pengobatan dari India juga menyebutkan mengenai beragam khasiat ganja dalam penyembuhan berbagai penyakit. Kitab Susruta Samhita (yang ditulis sekitar 800-300 S.M.) menyebutkan ganja berkhasiat dalam pengobatan radang pernafasan, diare, produksi cairan yang berlebih, serta demam. Sementara kitab seperti Rajanirghanta yang ditulis oleh Nahari Pandita pada tahun 300 masehi menyebutkan khasiat ganja untuk merangsang nafsu makan, memperbaiki ingatan, dan menghilangkan gas dalam sistem pencernaan.

Ini barulah segelintir kecil dari perjalanan sejarah tanaman ganja dalam mengobati berbagai penyakit manusia…

Blog ini bermaksud mengulas lebih dalam mengenai berbagai catatan sejarah tanaman ganja, penelitian-penelitian dan penemuan mutakhir mengenai khasiat ganja serta bertukar pikiran dengan seluruh pembaca mengenai potensi tanaman ganja di masa depan untuk kesehatan manusia.